Baca Juga
Pidato adalah hal yang di sampaikan kepada orang banyak, dani ahli pidato yang baik adalah yang bisa menyampaikan isi pidato itu dengan jalas dan bisa tetap sasaran. dan hal itu bukan lah hal mudah, diperlukan cara cara dan tips juga tehnik untuk berpidato yang baik dan benar. karena dengan cara pidato yang benar, melalui tips pidato yang benar, juga tehnik pidato yang benar akan menghasilkan sebuah pidato yang benar dan tepat sasaran.
Dan Berikut ini adalah tips cara pidato dengan tehnik yang benar yang akan memudahkan anda untuk menjadi ahli pidato.
Hindari Pembukaan Pidato yang Bakal Melemahkan Seluruh Pidato Anda
“the first cut is the deepest” artinya yang pertama yang paling berkesan. Sama seperti pidato, bila pembukaan sudah memancing perhatian, bisa diharapkan seluruh pidato Anda akan baik adanya, tetapi jika pembukaan tidak menggetarkan, bisa diperkirakan bahwa pidato Anda tanpa harapan. Maka, sebenarnya, pembukaan dalam sebuah pidato adalah bagian yang sangat penting untuk mendapatkan seluruh perhatian audience. Pembukaan yang kuat atau mengejutkan akan menimbulkan daya pikat yang Anda butuhkan. Kecuali Anda memang tidak memerlukan daya pikat itu, maka membaca artikel ini tidak perlu Anda lanjutkan.
Menjadi Ahli Pidato |
Anggap saja Anda sedang menyampaikan pidato untuk meningkatkan kesadaran publik terkait masalah kesehatan. Bagaimana memulai pembukaan pidato Anda? Silahkan simak sebentar, pidato yang pada umumnya, misalnya:
• “Saya akan menyampaikan pidato hari ini tentang kesehatan diri...”
• “Kesehatan adalah hal yang sangat penting yang kita harus jaga...”
Kedua model pembukaan itu langsung pada poin permasalahan. Yah...sebuah pembukaan yang semua orang sudah tahu dan mereka bersiap pasang kuda-kuda untuk mencibir dan mulai membuka- buka sms di handphone mereka untuk mengalihkan perhatian daripada mendengarkan lanjutan pidato Anda yang bakalan membosankan.
Adakah pembukaan yang lebih baik?
Tentu ada. Syaratnya hanya satu, yaitu bekali diri Anda dengan hal-hal kecil yang membuat pidato Anda menjadi besar. Jangan ragu untuk belajar dari para pembicara yang lebih berpengalaman. Perhatikan bahwa mereka yang telah berpengalaman, akan selalu berorientasi pada masuknya pesan yang mereka sampaikan secara efektif dalam benak audience, pidato harus mengejutkan, simpatik dan menarik perhatian. Beberapa orang yang terlatih menggunakan cerita-cerita singkat yang didramatisir sedemikian rupa, atau sengaja membalikkan pemahaman umum dengan isu yang berlawanan arah.
Coba Anda pikirkan sesuatu yang sederhana untuk membuat pembukaan yang lebih mengesankan. Misalnya: Anda bisa mulai dengan:
Rokok ..... (jeda yg agak panjang...kurang lebih 3 detik), doping obat-obatan....., malas olah raga.... Tidur larut malam..... itulah yang membuat kesehatan kita semakin membaik.... (Jeda yang agak panjang lagi kurang lebih 6 detik, sehingga audience memiliki kesempatan sesaat untuk memikirkan kalimat Anda).
Apa yang terjadi ketika Anda menyampaikan pembukaan pidato Anda seperti itu? Audience barangkali akan tertawa karena tidak setuju dengan Anda, tetapi mereka sekaligus menyadari bahwa itu benar-benar sebaliknya. Tetapi, misi awal Anda sudah tercapai : mereka memberikan perhatian kepada pembukaan Anda.
Mengapa pembukaan seperti itu lebih baik?
Pembukaan pidato harus tetap sejalan dengan topic yang diharapkan dari Anda, tetapi tentang bagaimana pembukaan itu bisa membangkitkan minat audience, itu adalah masalah lain.
Artinya, apapun topiknya (meskipun itu membosankan); Andalah yang bertanggung jawab untuk menyampaikan topik itu dengan cara apapun yang mampu menyengat audience Anda. Bagaimana sebuah pembukaan pidato bisa menyengat audience? Perhatikan tiga hal penting ini:
• Permainan kalimat = menimbulkan penasaran.
• Dramatisasi = meningkatkan ketegangan.
• Permainan waktu = membangkitkan imaginasi.
Anda perlu memikirkan baik- baik apa hubungan antara tiga hal tersebut untuk menyusun kalimat-kalimat pembuka yang mampu memberikan sengatan listrik yang kuat bagi audience dengan waktu yang singkat.
Pertama kali, Anda perlu putuskan apakah pidato Anda itu perlu membuat audience tertawa, gelisah, atau semakin antusias. Itu sepenuhnya terserah Anda, karena akan mempengaruhi isi pidato Anda selanjutnya, sehingga menjadi bagian yang perlu Anda pikirkan (dalam waktu singkat) untuk memutuskan bagaimana cara Anda menambahkan dramatisasi atas pidato Anda.
Prinsipnya adalah, coba masukkan unsur dramatisasi tetapi tidak perlu berlebihan dalam pembukaan pidato Anda dan dapatkan hasilnya: bahwa orang-orang akan penuh perhatian kepada Anda...
GSA= Pembukaan yang Menggoda
Bayangkan, bagaimana Anda bisa menggoda audience sejak awal pidato Anda? Mungkin Anda perlu belajar menjadi pesulap yang mampu menyihir audience agar mata mereka tetap berbinar-binar terpukau dengan penampilan Anda. Hahahaha, saya tidak menyarankan Anda untuk kursus pidato di tempat kursus salah satu magician. Tetapi saya perlu sampaikan bahwa, pidato adalah sebuah seni. Setiap jenis seni selalu bisa dipelajari. Anda hanya perlu memperkuat kemauan untuk mempelajari dan nikmatilah kemampuan baru yang akan muncul bersamaan dengan kuatnya kemauan itu.
Tentu ada sedikit perbedaan karena adanya protokoler acara yang kemudian juga memerlukan jenis-jenis pidato yang berbeda. Dalam acara-acara seremonial yang penuh protokoler, seperti misalnya acara kenegaraan, tentu Anda perlu memakai pidato yang sesuai dengan kebiasaan atau standar protokoler, yaitu misalnya, banyak pembukaan yang memerlukan sapaan kehormatan kepada tamu-tamu VVIP atau VIP. Namun setelah itu, Anda bisa memasukkan ‘pembukaan pidato Anda yang sesungguhnya’.
Tetapi, jauh lebih banyak acara yang luwes yang memungkinkan Anda sebagai leader bisa mengedepankan aktualisasi seni pidato Anda secara bebas tanpa kungkungan protokoler. Saya sarankan agar Anda bisa mempelajari bagaimana melakukan teknik yang sering disebut GSA = Godalah Sejak Awal.
Tujuan penting dari teknik menggoda ini adalah membuka mata mereka terhadap sesuatu yang baru, berbeda, dengan cara yang menghibur. Sebaiknya, kenalilah lebih dahulu audience Anda, temukan kesamaan atau ketertarikan audience terhadap sesuatu hal, kemudian angkat hal itu ke permukaan.
Mengenai bagaimana hal yang Anda angkat itu bisa menggoda mereka, itu adalah pilihan kalimat atau kata-kata atau dramatisasi yang Anda lakukan. Tetapi yang paling penting di tahap ini, adalah bagaimana Anda memulai pidato Anda. Ingatlah, GSA, godalah sejak awal. Orang-orang pada umumnya suka digoda, suka disapa secara baik dan penuh penghargaan meskipun dengan nada yang menggoda.
Contoh: “Yang saya hormati Menteri Kesehatan, Ibu Endang .... (jeda 3 detik)...
beliau adalah seorang mahaguru yang telah sukses memaksa saya berhenti merokok...(jeda 3 detik),
sudah sepantasnya jika seluruh audience memberikan applause atas kehadiran beliau dalam acara ini.
Kita semua memahami bahwa di dalam kesibukan beliau yang begitu padat,
ternyata beliau mau dan berkenan meluangkan waktu berada diantara kita dan
saudara-saudara sekalian untuk bersama-sama membahas topik penting hari ini.....”
Perhatikan, bahwa pembukaan pidato seperti itu, tidak hanya menggoda satu orang yang Anda harus berikan perhatian sepenuhnya, tetapi juga sekaligus mengajak audience memberikan penghargaan kepadanya. Dengan teknik ini bakal membuat awal pidato Anda mengesankan karena melibatkan seluruh audience secara empati.
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk membuat pembukaan pidato seperti itu? Manfaatkan 30 sampai 60 detik yang sangat penting agar audience tetap terjaga memperhatikan pidato Anda lebih lama lagi.
Perlukah Anda memperkenalkan diri? Tidak perlu jika pembawa acara sudah menyebutkan diri anda dan jabatan atau posisi Anda dalam konteks forum tersebut. Tetapi jika Anda rasakan masih perlu Anda tambahkan, Anda bisa memperkenalkan diri Anda setelah pembukaan yang menggoda. Pidato yang sangat menarik sebenarnya bukan dari siapa yang membawakan pidato itu, tetapi bagaimana cara membawakan isu dalam pidatonya. Jadi jika Anda memaksa diri untuk memperkenalkan diri Anda di awal sementara audience sama sekali belum menaruh perhatian pada Anda, apa gunanya?
Nah, pada kesempatan Anda memperkenalkan diri, sebenarnya adalah sub-bagian kedua setelah pembukaan Anda. Dengan pemahaman bahwa perkenalan diri Anda secara formal adalah bagian dari pembukaan, maka, Anda bisa menyampaikan tambahan tentang Anda mengenai ‘bagian dari hidup Anda’ yang relevan dengan topik pidato. Misalnya pidato Anda tentang kesehatan, Anda bisa menyampaikan sebuah cerita ringkas.
Contoh: “Saya, adalah orang yang sangat tidak konsisten... (jeda 3 detik)...
ketika saat ini saya diminta berbicara tentang kesehatan sementara dulu saya adalah perokok berat.
Masalahnya sekarang adalah, saya sudah berubah menjadi orang yang sangat anti rokok.
Bukankah itu tidak konsisten?
Perkenankan saya menanyakan, siapa diantara kita semua didalam ruangan ini yang tidak konsisten seperti saya?”
Hahahahaha...barangkali seluruh ruangan akan tertawa, sebagian tersenyum dan sebagian lagi mengangguk-angguk. Tetapi bahwa Anda telah berhasil mendapatkan perhatian besar dari cara Anda menggunakan pendekatan GSA ini. Sebagai pembicara public yang baik, Anda wajib menjaga terus intensitas perhatian mereka kepada Anda itu. Bagaimana caranya? Segeralah masuk ke bagian inti pidato, supaya tidak terlalu panjang lebar pembukaan Anda yang bisa mengakibatkan audience mengira bahwa Anda pelawak yang ditugaskan panitia untuk menghibur mereka.
Tentu Anda tidak ingin mengorbankan besarnya daya tarik audience atas pembukaan pidato Anda bukan? Maka satu- satunya cara untuk menjaga agar pidato Anda tetap menarik, adalah bahwa inti pidato Anda harus dikemas dengan baik. Ingat satu hal ini: orang kadang lebih senang mendapatkan kado yang dibungkus dengan rapi bagus dan menarik daripada isi kado itu sendiri (yang barangkali barang-barang biasa saja). Hal ini sama dengan sebuah substansi pidato, bahwa apa yang disampaikan kepada audience bisa jadi adalah hal yang biasa saja, tetapi bagaimana mengemasnya atau lebih tepat: cara menyampaikannya sehingga itu menjadi pidato yang bagus. Nah, inilah tantangan bagi para leader yang tidak akan mau melewatkan kesempatan sekecil apapun untuk melatih diri Anda menjadi pembicara yang bagus.
Kiat-kiat yang pada umumnya yang diberikan oleh para pengajar publik speaking : pidato haruslah disusun sedemikian rupa sehingga tidak panjang lebar, tidak bertele-tele sehingga melelahkan pendengar. Sebaiknya Anda memahami mengapa kiat itu dikemukakan yaitu bahwa sebenarnya panjang dan lebar sebuah pidato tidak signifikan untuk meningkatkan pemahaman atau kewaspadaan apapun dalam diri audience. Tetapi justru malah mengaburkan inti atau isu utama yang Anda sampaikan. Kecuali Anda memang tokoh pemerintah yang sedang membacakan pidato resmi kenegaraan, itu lain cerita, karena sudah di plot sesuai protokoler dan muatan pesan dalam pidato tersebut juga adalah bagian standar yang tidak perlu improvisasi apapun.
Sekarang kita membahas mengenai pidato pada umumnya, yang tidak terkukung oleh protokoler. Pidato pada umumnya. Maka Anda memiliki kesempatan untuk membuatnya menjadi menarik tanpa kehilangan muatan inti pesan yang perlu Anda sampaikan.
Ada sebuah pendekatan yang menarik yang perlu Anda ketahui. Pendekatan itu muncul dari seorang pengajar pembicara public yang bagus, Peter Jeff, di salah satu tips yang dikeluarkannya untuk membawa Anda masuk dalam dinamika pidato yang mengagumkan. Ia mengemukakan sebuah trik yang disebutnya TEASE. Menurutnya seorang pembicara yang baik, bisa memulai pembukaan pidatonya dengan pendekatan itu. Untuk berbagi dengan Anda melaui artikel ini, saya mengutipnya dan menterjemahkan sebagai berikut:
1. Testimonial : Kutiplah pendapat dari seorang artis atau seseorang yang berpengaruh yang diketahui oleh sebanyak mungkin audience.
2. Evidence : Berikan kalimat sekilas mengenai bukti bahwa pendapat itu berpengaruh terhadap isu yang Anda kemukakan dalam pidato Anda.
3. Anecdote : Gunakan anekdot untuk menggambarkan cerita Anda supaya lebih mudah dipahami.
4. Statement : Berikan pernyataan terkait dengan cerita sukses itu.
5. Example : Berikan contoh- contoh nyata yang sesuai dengan isu Anda.
Anda perlu contoh? Saya sarankan Anda duduk di sofa kesayangan Anda, atau berdirilah di teras rumah, dan mainkan imajinasi Anda. Maksud saya adalah temukan sendiri contoh- contoh yang relevan dengan topik pidato Anda. Sebagai mentor, tidak bagus jika terus menerus memberikan hal-hal praktis yang perlu Anda pelajari. Sebagian besar yang perlu Anda pelajari adalah ‘temukan sendiri’. Suntikan imaginasi yang membangkitkan inpirasi adalah satu-satunya cara terbaik bagi seorang mentor seperti saya untuk mendorong Anda menjadi lebih baik.
Tetapi, saya perlu sampaikan rumusan sukses ini: (prepare X 2) + (practice) = perfect. Artinya untuk menjadi seorang publik speaker yang bagus, jauh lebih baik jika melakukan persiapan dua kali lebih banyak jumlah latihan. Jika Anda melihat bahwa setiap kesempatan pidato adalah kesempatan latihan maka siapkan waktu sebanyak dua kali untuk kesempatan persiapan.
Pacu Adrenalin Audience dengan Improvisasi
Pada dasarnya, setiap forum yang Anda hadapi untuk menyajikan pidato adalah pertaruhan kredibilitas. Audience bisa berubah menjadi sekumpulan harimau lapar yang bakal menerkam Anda atau menjadi manusia-manusia yang bahagia dan menyetujui Anda karena Anda hibur dengan pidato yang memanusiakan.
Sepenuhnya tergantung Anda. Tergantung dari cara Anda menyapa mereka dengan baik, dengan hormat yang membangkitkan antusiasme. Atau apakah Anda memprovokasi mereka untuk memperbaiki suatu keadaan.
Atau apakah Anda tampil datar-datar Anda dan membuat audience berdoa berharap segera Anda menyampaikan kalimat penutup.
Dalam sebuah kesempatan, saya menyampaikan pidato tentang pendidikan di forum yang dihadiri oleh para pemangku kepentingan pendidikan nasional. Karena diminta secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya, maka kesempatan yang saya miliki untuk persiapan hanyalah sepanjang kurang lebih 15 menit yaitu selama orang lain menyampaikan pidato mereka. Saya pelajari bahwa pembicara sebelum saya, ya maaf, memang membosankan dan membuat banyak orang dalam ruangan terpaksa menundukan wajah mereka untuk menguap. Dalam hal inilah Anda membutuhkan keahlian improvisasi. Betul bahwa kemampuan improvisasi sangat tergantung pada apa yang sudah Anda ketahui sebelumnya. Tetapi, saya memahami betul, bahwa audience tidak berharap berada di dalam sebuah kelas yang sedang memberi mereka pelajaran tentang pendidikan. Maka satu-satunya cara bagi saya agar tetap mampu membuat pidato saya mengesankan, adalah improvisasi total.
Dalam acara itu, dihadiri oleh sekitar 200 orang, saya menggunakan improvisasi ini:
“Bapak Ibu hadirin yang saya hormati, terima kasih memberikan saya sebuah kesempatan untuk berbicara dalam hal pendidikan.
Saya memahami bahwa kita semua yang berada didalam ruangan ini adalah untuk membahas betapa pentingnya mencermati kualitas pendidikan anak-anak bangsa ini agar para generasi muda di masa depan mampu berkontribusi positif pada pembangunan bangsa dan Negara.
Saya perlu sampaikan satu dua hal penting.
Tetapi sebelum itu, mohon perhatikan tangan kanan saya (sambil saya angkat tangan kanan saya jauh diatas kepala), dan mohon berkenan angkat tangan kangan Anda semua.... (jeda 5 detik untuk memberikan penekanan bahwa saya sungguh- sungguh meminta audience melakukan hal itu).
Tangan kanan adalah symbol peran dalam apapun profesi kita. Peran yang harus kita jalani sebagai bagian penting dari kehidupan ini. Ijinkan saya minta....angkat tangan kiri Anda....(jeda 5 detik dan saya memperhatikan seluruh ruangan agar semua orang mengangkat kedua tangan mereka dan kedua tangan saya masih terangkat berada diatas kepala).
Tangan kiri kita adalah symbol integritas. Peran yang kita mainkan tidak pernah terlepas dari integritas yang ada di dalam diri kita.
Sekarang mohon berkenan, satukan tangan kanan Anda dengan tangan kiri disebelah Anda....(jeda 5 detik untuk memastikan setiap orang sudah memegang tangan orang lain dengan tetap terangkat)...
Bapak Ibu Hadirin sekalian, perhatikanlah, bahwa setiap peran seseorang akan selalu berhubungan dengan integritas orang-orang lain...
bahwa setiap peran dalam diri kita akan tergantung juga dari integritas diri kita....”
Apa yang terjadi dalam pembukaan pidato saya itu? Semua orang bertepuk tangan dan menyetujui hal itu. Saya yakin benar bahwa mereka sebenarnya sudah tahu apa yang saya sampaikan itu. Tetapi mengapa mereka begitu antusias menyambut pidato saya? Hal ini adalah jawaban bagi Anda, bahwa audience di dalam ruangan perlu disentuh dengan cara yang mengejutkan, menggoda dan memancing inspirasi mereka lebih jauh. Mereka yang senang dan setuju dengan Anda, akan memberikan perhatian jauh lebih banyak kepada Anda.
Tentu saya tidak menyarankan contoh itu bagi Anda yang masih dalam level sangat pemula yang barangkali masih terlalu nervous ketika berbicara di depan publik. Untuk yang masih dalam level ini, sebaiknya perlu berlatih terlebih dahulu dalam forum-forum yang lebih kecil dan sebagian besar audience sudah mengenal Anda dengan baik.
Bagaimana teknik-teknik dasar untuk improvisasi? Coba Anda perhatikan beberapa poin berikut ini:
Keputusan untuk improvisasi hanyalah terdapat dalam waktu yang sangat pendek, Anda perlu cermat menentukan mana yang sesuai antara diri Anda dengan audience, semakin banyak kesesuaian semakin mudah.
Improviasi akan menghasilkan pidato yang bagus jika Anda membuat audience merasa lebih baik, lebih nyaman, dan lebih terlibat secara emosional dalam kepentingan mereka.
Jika Anda benar-benar antusias, akan menular pada audience; artinya Anda perlu tampil total tidak hanya secara lesan tetapi juga secara fisik.
Perhatikan bahwa tidak semua hal di dalam forum itu berada dalam control Anda, tetapi juga dipengaruhi oleh atmosfer lingkungan (misalnya sound system, kecerahan cahaya, atensi audience rendah/banyak yang bicara/ruangan gaduh), sehingga Anda perlu benar- benar mengarahkan atensi seluruh audience pada diri Anda.
Tentu setiap pembukaan pidato yang mampu menyengat audience Anda perlu dipersiapkan dengan baik. Setiap saat sebelum kesempatan pidato Anda, manfaatkanlah untuk mencatat poin-poin sederhana mengenai apa yang akan Anda sampaikan. Anda bisa memanfaatkan waktu ketika dalam perjalanan menuju tempat acara, atau dalam waktu yang bersamaan dengan pembicara lain yang sedang menyampaikan materi pidato mereka tanpa harus kehilangan konsentrasi untuk memahami apa yang sedang disampaikan. Barangkali Anda akan mendapatkan inspirasi oleh pidato itu?
Bagaimana kemudian mengenai isi pidato Anda?
Dan untuk bahan referensi isi pidato anda,,, GUDANG PIDATO