Baca Juga
Manusia hidup bukan hanya di dunia tapi juga akan hidup kekal kelak di akherat, bila di dunia nasab kita adalah kepada mereka yang melahirkan kita maka di akherat nasab kita adalah mereka yang mengajarkan agama kepada kita dan kita tahu bahwa hidup di dunia hanya sesaat sementara hidup di akherat selamanya tanpa kematian. Kita tahu bahwa kesenangan di dunia adalah palsu sementara kesenangan di akherat adalah hakiki, maka dari itu seorang ustadz seharusnya harus lebih di utamakan dari orang tua kandung yang tidak mengajarkan ilmu agama.
Namun kita tidak boleh meremehkan peran orang tua dalam perkembangan keagamaan kita, karena tanpa orang tua yang mendukung kita belajar ilmu agama maka tidak akan bisa kita belajar agama pada seorang ustadz, jadi mereka berdua yakni ustadz dan orang tua kita adalah orang-orang yang wajib kita muliakan melebihi siapapun, Adapun Penjelasan : diatas ini hanya memberi gambaran kepada kita dimana letak kemuliaan mereka berdua, bukan bahwa orang tua yang tidak mengajarkan agama tetapi jiwa tanpa badan tidak bisa berjalan dengan semestinya.
Sebagai seorang Murid atau santri tentu adalah sebuah kewajiban untuk memberikan penghormatan yang setinggi tingginya kepada guru (ustadz).
Ada sebuah syair tentang doa seorang santri terhadap gurunya yaitu " ya allah, tutuplah dariku kekurangan guruku, hingga mataku tidak melihat kekurangannya dan tidak seorangpun yang menyampaikan kekurangan guruku kepadaku" (Lawaqih al Anwaar al Qudsiyyah, hal 155)
Yang lebih dalam lagi adalah doa yang disampaikan oleh Beliau Habib Habibullah Al Hadad bahwa beliau berdoa "Ya Allah tutuplah semua aib ummatnya Rosulullah SAW, dari mataku dari telingaku sehingga aku tidak melihat dan tidak mendengar ummatnya Rosulullah SAW kecuali yang baik baik dari mereka semuannya"
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment